Pengertian Perang Dagang, Penyebab dan Contohnya
Perang dagang adalah konflik antara dua negara yang ditandai dengan tarif yang lebih tinggi dan bentuk proteksionisme lainnya.
Perlu diingat bahwa tarif adalah pungutan yang dipungut oleh satu negara atas produk atau jasa yang diimpor dari negara lain. Pelajari dasar-dasar perang dagang, termasuk keuntungan dan kerugiannya, serta konsekuensi ekonominya.
Penyebab Terjadinya Perang Dagang
Ketika satu negara memberlakukan tarif, pembatasan, atau kuota impor dari negara lain, itu dikenal sebagai perang dagang. Akibatnya, negara lain membalas dengan mengenakan tarif dan kuota sendiri.
Ekonomi kedua negara mungkin menderita sebagai akibat dari ini. Mungkin berdampak pada bisnis domestik dan ekspor nasional, misalnya. Itu juga dapat meningkatkan biaya barang-barang yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan.
Akibatnya, dapat berdampak negatif pada hubungan diplomatik antara mitra dagang. Perang dagang, di sisi lain, memiliki beberapa keuntungan, seperti mengamankan sektor dalam negeri dari impor asing dan menciptakan lapangan kerja.
Proteksionisme adalah penyebab perang dagang. Proteksionisme tidak selalu merupakan kekuatan negatif. Ini dapat, misalnya, membantu dalam perlindungan perusahaan domestik, pekerjaan, dan pendapatan dari impor internasional. Konflik perdagangan, di sisi lain, hampir biasanya merugikan ekonomi kedua negara.
Anda mungkin pernah mendengar istilah "perang dagang" yang digunakan untuk menggambarkan konfrontasi terbaru antara AS dan China. Mantan Presiden Donald Trump mengungkapkan niat untuk mengenakan tarif yang lebih besar pada produk-produk China senilai miliaran dolar.
Konflik perdagangan, di sisi lain, telah ada sepanjang sejarah. Pesta Teh Boston, misalnya, adalah bagian dari perang dagang. Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley tahun 1930, Perang Tarif Ayam tahun 1960-an, dan perang dagang tahun 1987 dengan Jepang adalah beberapa contohnya.
Manfaat dan Kerugian Perang Dagang
Sebuah perang dagang mungkin tampak tidak menguntungkan pada pandangan pertama. Namun, ada manfaat tertentu. Pertama-tama, konflik perdagangan dapat membantu perluasan industri rumah tangga. Mungkin juga dapat melindungi mereka dari persaingan tidak sehat di negara lain.
Mungkin, misalnya, menargetkan komoditas berbiaya rendah yang diproduksi secara massal dari negara lain untuk membantu produksi barang-barang yang lebih mahal yang dibuat di Amerika Serikat.
Pertempuran perdagangan, di sisi lain, dapat membantu melindungi pekerjaan rumah tangga atau bahkan menciptakan pekerjaan baru.
Perang dagang juga dapat membantu mengurangi defisit perdagangan suatu negara. Ketika impor suatu negara melebihi ekspornya, dikatakan defisit. Akibatnya, impor suatu negara melebihi ekspornya.
Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, memiliki ketidakseimbangan perdagangan, yang dapat membahayakan perekonomian suatu negara.
Terakhir, perang dagang dapat digunakan untuk menargetkan negara-negara yang memanfaatkan perdagangan tidak adil sebagai alat kebijakan luar negeri. Ini bisa menjadi alat yang bermanfaat bagi beberapa negara untuk melestarikan praktik perdagangan etis sehubungan dengan impor dari negara lain dengan cara ini.
Meski begitu, perang dagang bisa dengan cepat menjadi tidak terkendali. Akibatnya, hal itu berpotensi merusak hubungan antara kedua mitra dagang yang tidak dapat ditarik kembali. Harga konsumen juga dapat naik sebagai akibat dari lebih sedikit pilihan untuk item atau item tertentu. Inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat diperlambat oleh perang dagang.
Pengaruh Perang Dagang Terhadap Ekonomi
Pembatasan impor dan tarif internasional mungkin tampak menguntungkan ekonomi suatu negara pada awalnya. Mereka dapat melindungi industri rumah tangga dan dengan demikian pekerjaan, tetapi mereka juga dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang dapat menjadi bencana.
Perang dagang, misalnya, dapat menyebabkan perlambatan ekonomi kedua negara, inflasi, bahkan kenaikan harga barang karena mengurangi persaingan.
Perang dagang, di sisi lain, dapat membantu mengurangi defisit perdagangan suatu negara. Mereka idealnya harus mendorong orang untuk membeli barang-barang produksi dalam negeri daripada barang-barang impor. Konsumen, di sisi lain, membayar biaya yang lebih tinggi untuk barang-barang impor sebagai akibat dari tarif dan sanksi.
Perang dagang mungkin sesaat menghasilkan pekerjaan domestik, merangsang industri, dan meningkatkan pendapatan; namun, dalam jangka panjang, hal itu dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan, termasuk kehilangan pekerjaan, depresiasi mata uang, dan bahkan hiperinflasi.
Konflik perdagangan dapat mendatangkan malapetaka pada hubungan diplomatik dan perdagangan internasional.
Kesimpulan
Perang dagang adalah konflik antara dua negara yang ditandai dengan tarif yang lebih tinggi dan bentuk proteksionisme lainnya. Proteksionisme sering menjadi penyebab konflik perdagangan.
Awalnya, pertempuran perdagangan dapat menguntungkan ekonomi suatu negara dengan melestarikan bisnis dan pekerjaan domestik.
Lebih jauh, perang dagang dapat mengurangi defisit perdagangan suatu negara dengan mendorong pelanggan untuk membeli barang-barang produksi dalam negeri daripada barang-barang impor. Namun, mereka memiliki potensi untuk memiliki konsekuensi merugikan jangka panjang tertentu.
Posting Komentar untuk " Pengertian Perang Dagang, Penyebab dan Contohnya"