Jurnal Akuntansi sebagai Pengatur Lalu Lintas Keuangan
Jurnal Akuntansi merupakan hal yang sangat dianjurkan jika Anda ingin memiliki ketertiban dalam pengelolaan keuangan organisasi atau perusahaan. Jangan mengira bahwa Jurnal Akuntansi hanya bisa diterapkan kepada para pelaku usaha kelas besar, karena Jurnal Akuntansi bisa juga dilakukan oleh pengusaha-pengusaha kecil (mikro).
Bahkan dalam skala ruang yang lebih sempit lagi, seorang ibu rumah tangga yang diberi uang belanja oleh suaminya disarankan juga membuat Jurnal Akuntansi walaupun alakadarnya.
Tujuan dibuatnya Jurnal Akuntansi adalah agar keluar masuknya uang bisa terkontrol secara kronologis sehingga kita bisa membaca arah peta pengeluaran belanja per hari dan menjadi bahan evaluasi dalam pengelolaan keuangan Anda ke depannya.
Mengapa jurnal akuntansi penting? Karena banyak sekali perusahaan yang kemudian mengalami kebangkrutan dan gulung tikar karena menganggap sepele aktivitas membuat Jurnal Akuntansi ini.
Jurnal akuntansi dianggap sebagai hal yang sangat membuang waktu dan lebih memilih memperbanyak transaksi, padahal hasil transaksi tidak tercatat dengan baik secara pelan-pelan akan membawa dampak besar pada pengelolaan keuangan Anda. Lebih menakutkan lagi jika ternyata transaksi - transaksi tersebut membawa dampak buruk bagi perusahaan Anda.
Oleh karena itu, keberadaan Jurnal Akuntansi memang selayaknya diberikan perhatian yang serius untuk menjaga keuangan supaya tidak kacau. Sudah selayaknya jika jurnal akuntansi dilakukan secara terus menerus, baik itu harian, mingguan, dan bulanan. Sekali lagi ini, manfaatnya adalah untuk mengontrol lalu lintas keuangan yang masuk dan keluar supaya dapat di kontrol dengan baik.
Jika kita membicarakan Jurnal Akuntansi maka ada dua hal yang perlu digaris bawahi, yaitu kata ‘jurnal’ dan kata ‘akuntansi’. Jika dilihat dari sisi bahasa, maka kata jurnal merujuk pada salah satu kata dalam bahasa Perancis, yakni ‘jour’ yang artinya ‘hari’.
Sedangkan pengertian secara luas dari kata jurnal sendiri adalah sebuah buku catatan harian yang mencatat seluruh transaksi keuangan secara kronologis berlandasakan pada tanggal yang ada, ke dalam akun debet atau juga akun kredit.
Jadi, jika Anda sedikit saja melakukan kesalahan dalam menyusun Jurnal Akuntansi perusahaan Anda, maka laporan keuangan Anda juga akan bermasalah, dan ini sangat berbahaya bagi Anda.
Disisi lain, kata Akuntansi sendiri artinya adalah aktivitas menghitung yang memang berkaitan erat dengan dunia keuangan.
Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa yang disebut dengan Jurnal Akuntansi adalah aktivitas pencatatan atau penghitungan keuangan ke dalam buku khusus.
Mengapa? Karena, dalam akuntansi dan pembukuan, jurnal pada dasarnya adalah bentuk keseluruhan transaksi keuangan suatu organisasi atau badan usaha yang dicatat secara kronologis yang memiliki tujuan untuk kerapihan pendataan, termasuk di dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi hingga waktu transaksi terjadi. Lalu kemudian, muncullah istilah penjurnalan untuk menyebut aktivitas tersebut.
Sementara itu, jika ingin mempermudah melakukan penjurnalan dalam aktivitas Jurnal Akuntansi, maka Jurnal Akuntansi terbagi menjadi 2 bagian yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Transaksi yang belum dibayar atau prepayments yang terdiri dari beban belum dibayar atau prepaid expenses dan juga pendapatan atau unearned revenues.
- Transaksi dibayar atau accruals yang di dalamnya terdiri dari beban dibayar dan pendapatan.
Jenis Jurnal Akuntansi
Jurnal Akuntansi sendiri memiliki jenis-jenis tersendiri yang harus dipahami dengan benar karena salah memahami bisa membuat kita salah dalam menempatkan laporan. Meskipun pada dasarnya, setiap entitas memiliki cara tersendiri dalam melakukan pencatatan ke dalam Jurnal Akuntansi, tetapi pada dasarnya Jurnal Akuntansi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Jurnal Umum
Sesuai namanya, dalam dunia Jurnal Akuntansi, maka jurnal umum digunakan untuk mencatat segala macam transaksi pemasukan dan pengeluaran uang yang dilakukan.
Adapun bentuk jurnal umum yang standar dilakukan adalah terdiri dari beberapa kolom yang meliputi kolom tanggal, keterangan, ref, debet, dan juga kredit. Inilah standar dari jenis jurnal umum yang memang biasa dilakukan secara sederhana namun tetap disebut sebagai aktivitas penjurnalan dalam dunia Jurnal Akuntansi.
2. Jurnal Khusus
Jurnal khusus merupakan adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat kelompok transaksi-transaksi yang sifatnya sejenis. Sementara itu, dari sisi pengelompokkan transaksi-transaksi sejenis, harus selalu bergantung pada aktivitas perusahaan yang berkaitan.
Jadi, dari sini bisa dipahami bahwa keberadaan jurnal khusus tetap mengharuskan kita untuk menampilkan jurnal umum karena kedua jurnal tersebut harus ada dalam pengelolaan Jurnal Akuntansi. Pada tahapan ini, jurnal umum digunakan untuk menuliskan transaksi-transaksi yang memang tidak bisa masuk atau tidak bisa dicatat ke dalam jurnal khusus
Sementara itu, format dan cara pemakaian jurnal-jurnal khusus sendiri berbeda dengan yang ada pada cara pencatatan pada jurnal umum yang tentunya dimaksudkan agar proses pencatatan lebih efisien.
Adapun beberapa jurnal khusus yang biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan, yaitu:
1. Jurnal Penjualan
Jurnal Penjualan merupakan jurnal yang khusus yang biasanya dipakai untuk menuliskan transaksi-transaksi yang sifatnya dilakukan secara kredit. Ada pun aktivitas penjualan secara tunai, tidak masuk ke dalam jurnal penjualan karena keberadaannya ada pada penerimaan kas. Dan memang sudah selayaknya jika aktivitas penjualan secara tunai di catat dalam jurnal penerimaan kas tersebut.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini merupakan jurnal yang disediakan secara khusus untuk mencatat segala macam transaksi penerimaan kas. Sementara, formatnya sendiri cukup menghemat waktu karena dirancang dengan hanya menyediakan sejumlah kolom saja, serta hanya total setiap rupiahnya saja yang dimasukan ke dalam buku besar.
Sistem Akuntansi dalam Jurnal Akuntansi
Keberadaan sistem akuntansi yang ada dan diterapkan pada perusahaan kelas besar memang sangat kompleks dan membutuhkan orang-orang khusus untuk menanganinya.
Secara prinsip, sistem akuntansi harus terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasilnya.
Pengarahan sistem akuntansi itu meliputi tiga tahapan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pertama, dalam sistem akuntansi harus dikenal dokumen bukti transaksi yang dipakai perusahaan. Baik meliputi jumlah fisik atau juga jumlah nilainya. Selain itu, juga harus dipahami persoalan data-data penting lainnya yang terkait transaksi.
2. Kedua, sistem akuntansi menghajatkan pengelompokan dan mencatat data tercantum yang ada pada dokumen bukti transaksi ke dalam catatan-catatan akuntansi yang akan diisi.
3. Ketiga, sistem akuntansi harus melakukan peringkasan juga dalam hal informasi dalam catatan akuntansi menjadi laporan untuk manajemen perusahaan sendiri atau juga pihak lain yang memang memiliki kaitan.
Selain itu, perlu juga adanya desain sistem yang selayaknya dirancang guna memenuhi spesifikasi informasi yang dibutuhkan perusahaan. Dalam bahasa sederhana, pertimbangan utama dalam merancang sistem akuntansi harus selalu seimbang antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan guna kebaikan dalam hal pengaplikasian Jurnal Akuntansi yang ada.
Agar Jurnal Akuntansi dalam sebuah sistem akuntansi yang efektif, harus dibuat tepat waktu, jelas tak mengundang pertanyaan dan konsisten dalam hal pelaporan.
Semoga tulisan tentang jurnal akuntansi sebagai pengatur lalu lintas keuangan ini bisa membawa manfaat tentang bagaimana memahami persoalan Jurnal Akuntansi sehingga Anda bisa mempraktekannya di perusahaan yang Anda kelola.
Posting Komentar untuk " Jurnal Akuntansi sebagai Pengatur Lalu Lintas Keuangan"